Viral Aksi Penumpang Balas Dendam di Pesawat,Buntut Pertengkaran Soal Kursi Rebah
Life Hack WordsSebuah insiden di dalam pesawat menuju Seattle, Amerika Serikat, baru-baru ini memantik perdebatan sengit di kalangan warganet.
Seorang penumpang yang membalas perlakuan 'rewel' wanita di belakangnya karena merebahkan kursi, kini viral dan memecah belah opini publik tentang etika di ketinggian.
Kejadian ini dibagikan oleh seorang pengguna forum Reddit di subforum penerbangan.
Ia bercerita bahwa dirinya hanya merebahkan kursinya sedikit dan sangat perlahan.
Namun, respons dari penumpang wanita di belakangnya sungguh di luar dugaan.
"Saya hanya merebahkan kursi setengah dan dengan sangat hati-hati, tapi wanita di belakang langsung meminta saya untuk menegakkannya sampai tiga kali. Ia juga mengeluh ke pramugari dan berkata tak bisa menggunakan laptopnya," tulis penumpang.
Merasa sudah bertindak hati-hati dan melihat penumpang di depannya juga merebahkan kursi, sang penumpang tak menyangka akan menghadapi perlakuan tak menyenangkan ini.
Frustrasi dengan dorongan berulang di bagian belakang kursinya, ia pun mengambil keputusan drastis.
"Dia terus mendorong bagian belakang kursi saya. Akhirnya saya putuskan untuk merebahkan kursi saya sepenuhnya dengan paksa dan membiarkannya seperti itu sampai akhir penerbangan. Setelah itu tidak ada keluhan lagi," lanjutnya, seperti Tribun Medan kutip dari New York Post, Senin (7/7/2025).
Dua Kubu Netizen: Hak Rebahan Vs Kenyamanan Ruang
Kisah ini sontak menarik perhatian lebih dari 3.000 tanggapan dan ratusan komentar.
Netizen terbelah menjadi dua kubu besar.
Satu sisi mendukung penuh hak penumpang untuk merebahkan kursi, berargumen bahwa fitur tersebut memang disediakan untuk kenyamanan.
"Saya rasa ini masalah desain kursi dari maskapai, kita duduk terlalu sempit seperti sarden, bukan salah penumpangnya," ujar seorang pengguna.
Namun, kubu lainnya justru merasa sangat terganggu dengan kebiasaan merebahkan kursi, terutama di kelas ekonomi yang memang sudah sempit.
"Saya harus kerja dengan laptop di pesawat. Kalau kursi depan dimiringkan, saya benar-benar tidak bisa bekerja," keluh warganet lain, menyoroti dampak pada produktivitas mereka.
Saran Pakar Etika: Rebahan Boleh, Asal Sopan
Jacqueline Whitmore, pakar etika dan mantan pramugari asal Florida, turut angkat bicara dalam wawancara dengan Fox News Digital.
Ia menegaskan bahwa fitur merebahkan kursi adalah hak penumpang, namun harus dilakukan dengan sopan.
"Fitur merebahkan kursi memang disediakan untuk kenyamanan penumpang, jadi mereka berhak menggunakannya. Namun tetap harus dilakukan dengan sopan," ujar Whitmore.
Ia menyarankan agar penumpang selalu merebahkan kursi secara perlahan dan memperhatikan situasi di belakang sebelum melakukannya.
"Perhatikan dulu ke belakang, lihat apakah ada lutut atau laptop. Jangan langsung rebahkan dengan keras," tambahnya.
Penumpang Pria Mabuk dan Buat Kekacauan di Pesawat, Penerbangan Tertunda 30 Menit
Sementara itu, kasus penumpang yang membuat kekacuan di pesawat, baru-baru ini terjadi di Taiwan.
Sebuah penerbangan EVA Air nomor 45 yang rute dari Bandara Internasional Taiwan Taoyuan menuju Wina, Austria, mengalami penundaan sekitar 30 menit.
Penerbangan tersebut ditunda akibat insiden seorang penumpang yang diduga mabuk dan muntah pada penumpang lain beberapa saat sebelum lepas landas.
Dikutip dari Dailystar.co.uk, Jumat ((6/6/2025), kejadian bermula pada malam 25 Mei ketika pesawat sudah dalam persiapan akhir sebelum take-off.
Menurut keterangan saksi, penumpang yang bersangkutan tiba-tiba muntah di kursinya dan mengenai penumpang di depannya.
Suasana di dalam kabin pun menjadi kacau saat kru kabin segera menanggapi insiden tersebut.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, tampak pria tersebut duduk membungkuk di kursi sambil terlihat kebingungan, sementara sejumlah kru kabin berdiri di sekitar kursinya untuk menangani situasi.
Penumpang tersebut terlihat lemas dan berbau alkohol sangat kuat.
“Saya melihat dia tampak linglung dan lemas, serta aroma alkohol sangat menyengat. Ada juga botol wiski kosong yang ditemukan di dekatnya,” ujar seorang saksi yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kru kabin berusaha menenangkan pria itu dan berulang kali memintanya berdiri, bahkan menanyakan apakah dia membutuhkan kursi roda untuk keluar dari pesawat.
“Berdirilah, tolong berdiri,” kata seorang pramugari dalam video tersebut.
“Pintu kabin sudah tertutup ketika dia mulai muntah. Ada seorang pria tua duduk di sebelahnya, dan setelah melihat muntahan itu, pria tua tersebut langsung berdiri. Kru kabin kemudian membantu memindahkan kursi pria itu. Seluruh baris tempat duduk itu pun akhirnya ditutup dan tidak ada yang diperbolehkan duduk di sana,” ungkap saksi lainnya.
Setelah kejadian itu, kru pesawat memutuskan untuk mengeluarkan penumpang yang mabuk tersebut dari pesawat agar mereka dapat membersihkan kursinya dan area sekitar.
Penumpang tersebut didampingi keluar pesawat oleh kru, sementara penerbangan mengalami penundaan selama setengah jam.
“Temannya yang bersama dia tidak diminta turun, hanya dia seorang yang harus meninggalkan pesawat,” tambah saksi lainnya.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran mengenai pengawasan penumpang yang sudah mengonsumsi alkohol sebelum naik pesawat, mengingat potensi gangguan yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan dan kenyamanan penumpang lain.
Pihak EVA Air hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden ini.
Namun, tindakan cepat kru kabin yang mengeluarkan penumpang mabuk tersebut mendapat apresiasi dari banyak penumpang lain yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan bersama selama penerbangan.
(*/mag/elizabeth hutapea)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Komentar
Posting Komentar