Perusda Penerbangan

Perusda Penerbangan

PEMERINTAH Kabupaten Tabalong tengah mengupayakan Bandara Warukin kembali beroperasi. Sejumlah langkah telah dilakukan. 

Di antaranya mengurus Sertifikat Bandar Udara (SBU) yang telah habis masa berlakunya pada 2022. Sejak itu pula bandara yang dirintis Pertamina tersebut tak bisa dioperasionalkan.

Memang bandara kebanggaan warga Tabalong tersebut tidak lagi berfungsi sejak pandemi Covid-19, yang merebak mulai akhir 2019. 

Itu karena pemerintah melakukan pengetatan. Maskapai penerbangan pun tak mendapatkan penumpang. Pengetatan juga berakibat rontoknya banyak usaha masyarakat.

Perlahan masyarakat mulai memulihkan perekonomian. Pemkab Tabalong pun melihat Bandara Warukin perlu diaktifkan kembali.

Sayang memang jika bandara yang dalam kondisi masih baik tersebut dibiarkan mubazir. Landasan bandara yang ditangani Dinas Perhubungan Tabalong tersebut masih mulus. Garis penanda runway juga terlihat jelas. Menara pantau, fasilitas pemadam kebakaran dan bangunan terminal juga terawat dengan baik.

Tak heran Bupati HM Noor Rifani berani meminta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membantu reaktivasi dan revitalisasi Bandara Warukin, saat berkunjung ke Tabalong pada Minggu 15 Juni 2025. Tidak sekadar meninjau, Wapres juga merasakan bagaimana pesawatnya mendarat dan terbang dari Bandara Warukin.

Gibran menggunakan bandara ini juga untuk melakukan kunjungan kerja ke wilayah Provinsi Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan Tabalong. Artinya dia sadar, bandara ini juga bermanfaat bagi wilayah sekitar Tabalong. Kesadaran ini pula yang membuatnya mengundang kementerian serta lembaga terkait untuk mempercepat proses operasional kembali Bandara Warukin.

Sebelumnya Pemkab juga melakukan pembahasan dengan pihak terkait seperti Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Pertamina dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Tidak hanya Bandara Warukin, optimalisasi juga perlu dilakukan terhadap Bandara Bersujud Kabupaten Tanahbumbu dan Bandara Gusti Sjamsir Alam Kabupaten Kotabaru. Bandara Gusti Sjamsir Alam melayani penerbangan Wings Air dari dan ke Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Pesawat menerbangi rute tersebut tiga kali sepekan, yaitu Selasa, Kamis dan Sabtu. Sedang Bandara Bersujud melayani penerbangan dari dan ke Bandara Syamsudin Noor setiap hari.

Persoalannya sekarang ada di penerbangan. Pemerintah daerah selaku pengelola harus aktif menarik maskapai. Sejumlah pemerintah daerah yang juga memiliki bandara bahkan rela memberikan subsidi agar masyarakatnya terlayani.

Namun ini sebaiknya tidak dilakukan di Kalsel. Pemerintah daerah harus berpikir bagaimana agar semua untung. Bahkan jika maskapai tidak mau, pemerintah daerah bisa mendirikan perusahaan daerah (perusda) penerbangan.

Jika berat, Pemkab Tabalong, Pemkab Tanbu, Pemkab Kotabaru dan Pemprov Kalsel bisa berkongsi. Pesawat bisa menambah jadwal penerbangan di Bandara Gusti Sjamsir Alam, menyinggahi Bandara Bersujud dan mengisi penerbangan di Bandara Warukin. Artinya pesawat pasti beroperasi tiap hari.

Tentu saja, tarifnya jangan mahal. Jangan terlalu jauh dengan biaya perjalanan darat. Dengan demikian tujuan utama bandara yakni melayani masyarakat tercapai. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tarif Trump jadi Fokus Pertemuan Para Menlu Asean di Malaysia

Baru Melantai di Bursa, Harga Saham Indokripto Koin Semesta (COIN) Melesat 35%

Unggahan Terakhir Arya Daru Pangayunan Sebelum Ditemukan Tewas dengan Kepala Dilakban