BOCORAN: Nissan Bakal Ekspor EV Murah dari China ke Asia Tenggara Mulai 2026, Harga Mulai Rp200 Jutaan!

Life Hack Words Nissan dikabarkan akan memulai era baru dalam strategi globalnya dengan mengekspor kendaraan listrik (EV) langsung dari basis produksi di China. Langkah signifikan ini rencananya akan diimplementasikan mulai tahun 2026, menargetkan pasar-pasar potensial di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan kawasan lainnya di seluruh dunia.
Keputusan ini diambil untuk memanfaatkan secara efektif jaringan layanan purnajual Nissan yang sudah kuat dan tersebar luas di pasar-pasar internasional yang menjadi target. Informasi yang dilansir oleh Carnewschina pada hari Senin (7/7) mengungkapkan bahwa pabrikan mobil asal Jepang yang sedang berupaya memperbaiki kinerja finansialnya ini sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jejak produksi globalnya.
Nissan berencana untuk menggunakan pabriknya di Tiongkok sebagai pusat ekspor EV ke berbagai negara. Salah satu model kunci yang akan menjadi pionir dalam gelombang ekspor ini adalah sedan berukuran medium, yang dikenal dengan nama N7.
Sedan N7 ini memiliki signifikansi khusus karena merupakan EV pertama yang sepenuhnya dirancang dan dikembangkan oleh tim di perusahaan patungan Nissan yang berlokasi di Tiongkok. Sejak diperkenalkan pada bulan April lalu, model N7 ini telah menunjukkan performa penjualan yang sangat positif dan menjanjikan di pasar domestik China.
Mobil listrik ini dibanderol dengan harga mulai dari 119.900 yuan, yang setara dengan sekitar 16.450 dolar AS atau sekitar Rp266 juta, dan diproduksi di fasilitas pabrik Nissan yang canggih di Guangzhou, Provinsi Guangdong. Dari sisi teknologi, N7 mengandalkan perangkat lunak otomotif yang terintegrasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari perusahaan-perusahaan terkemuka di Tiongkok.
Namun, untuk kebutuhan ekspor ke berbagai negara, Nissan harus melakukan modifikasi penting pada spesifikasi perangkat lunaknya. Penyesuaian ini diperlukan karena adanya regulasi dan pembatasan terkait penggunaan produk AI yang berasal dari Tiongkok di beberapa negara tujuan ekspor yang diincar.
Dalam rangka mendukung proses pengembangan perangkat lunak yang sesuai dengan standar global, Nissan telah melakukan investasi strategis pada IAT Automobile Technology. Perkembangan penting lainnya terjadi pada tanggal 25 Juni lalu.
Saat itu, Dongfeng Motor mengumumkan pembentukan sebuah perusahaan patungan baru bersama NCIC, sebuah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Nissan, dengan fokus operasional pada bisnis ekspor otomotif. Perusahaan patungan ini didirikan dengan modal terdaftar yang cukup besar, mencapai 1 miliar yuan, setara dengan sekitar 140 juta dolar AS atau sekitar Rp2,2 triliun.
Struktur kepemilikan saham dalam entitas baru ini menunjukkan bahwa Dongfeng Motor memiliki kontribusi sebesar 40 persen, sementara NCIC memegang porsi mayoritas sebesar 60 persen. Nissan mengekspresikan keyakinan kuat bahwa kendaraan listrik yang diproduksi di Tiongkok, dengan keunggulan harga yang kompetitif, akan sangat diminati dan menarik banyak pesanan dari pasar internasional.
Selain fokus pada strategi ekspor ini, Nissan juga memiliki rencana ekspansi produk di pasar Tiongkok sendiri dengan rencana memperkenalkan lebih banyak model kendaraan listrik dan kendaraan plug-in hybrid tambahan. Ini termasuk debut truk pikap listrik pertama mereka yang dijadwalkan rilis pada akhir tahun ini.***
Komentar
Posting Komentar